Aku memang tak seberuntung wanita yang terpilih oleh ibu kamu sayang... namun aku beruntung pernah memiliki hatimu. Dan akan lebih beruntung jika kamu benar2 memenuhi janji kamu memperjuangkanku sampai akhir.
Tapi aku tak pernah memaksa kamu melakukan itu untukku sayang. Aku siap jika memang kamu lelah berjuang. Aku siap meskipun hati belum siap.
Sejujurnya aku masih belum rela karna ini belum masuk logikaku. Entahlah, kenapa aku seperti yang menjadi tersangka? Salah yah menyayangimu, salah ya mencintaimu, salah ya jika aku ingin menghabiskan sisa umurku bersamamu?
Aku seperti menemukan jalan buntu ketika kamu berhenti. Aku pasrah dengan keadaan yang ada. Aku percaya Allah akan mengganti yang terbaik untuk kita. Pintaku, kenanglah aku. Bimbinglah wanitamu dunia akhirat. Kalau kamu dan wanitamu tidak rajin sholat, siapa yang akan mengajari anakmu kelak?
Sayang, jangan emosian. Kurangilah sedikit demi sedikit. Itu akan sedikit membantu sakitmu biar ngga kambuh. Aku masih sering khawatir memikirkan sakitmu sayang. Aku benar2 sedih ketika kamu meronta sakit namun aku jauh dan ngga mampu berbuat apa2. Sayang, jaga kesehatan. Semoga wanitamu nanti bisa merawatmu.
Aku selalu berdoa untukmu sayang. Semoga sehat dan sukses selalu dunia akhirat, amin...
Aku masih sayang kamu sampai tulisan ini diterbitkan...
Jaga dirimu sayang...
03.53 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar