Memey

Mengaku sebagai pahlawan
Namun menikam dari belakang
Tak peduli siapa yang tersakiti
Mereka kan tetap tertawa
Dalam keindahan duniawi
Yang mempesonakan mereka
Jabatan…harta…dan wanita…
Menghiasi gemerlapnya kehidupan
Bukankah jabatan itu tanggungjawab mereka?
Bukankah harta itu milik bangsa dan rakyat jelata?
Bukankah wanita harusnya suci di mata mereka?
Sadarlah wahai pemimpin bangsa!
Smua itu hanya fatamorgana
Pesona dunia hanya membutakan mata kalian sesaat
Penuhilah hasrat para rakyat
Yang menggantungkan asa
Dan mengulurkan tangan-tangan mereka
Pada kalian yang duduk di kursi berlabel jabatan
Rangkullah mereka dengan tanggungjawab,
Kejujuran, dan kesetiaan…
Karna mereka membutuhkan kalian….

Aku adalah pena
Ingin menari namun tak jarang langkahku terhenti
Mencari sela-sela gang kecil
Namun yang kutemukan selalu jalan buntu
Mencari...dan mencari...
Lihat! Setitik cahaya keluar dari lorong-lorong kegelapan
Menyinari jalan agar ku tetap melangkah
Ku mulai menari dengan pasti
Tapi…tiba-tiba kepercayaan diriku menghilang
Ketika tarianku tak mengindahkan mata-mata yang memandangku
Tarianku…ada apa dengan tarianku?
Apa aku terlalu egois
Hingga mata-mata itu tak sudi merelakan pandangannya
Ya…mungkin seperti itu, aku egois!
Aku menari tuk diriku sendiri
Tanpa rasa…tanpa hati…
Ku kan menata diri
agar tarianku mempesonakan semua mata yang memandangku
dan dunia pun tersenyum padaku…

Jika malam ini menghadirkan sepi tuk temani kesendirianku
Kuingin malam ini cepat berlalu
Namun jika malam ini memang disuguhkan tukku
Agar kumerasakan nikmatnya kesepian yang menderu jiwaku
Kucoba bertahan, melewati malam ini dengan penuh kenikmatan
Menemani mata yang tak dapat terpejam
Dan jeritan hati yang tak dapat teredam
Wahai malam…
Mengapa tak kau gemerlapkan cahaya-cahaya bintang?
Mengapa kau sembunyikan teduhnya sinar rembulan?
Apa mereka ikut merasakan kesendirianku?
Jika mereka merasa seperti itu
Seharusnya mereka setia menemaniku
Malam, kuingin kau hadirkan cahaya mereka tukku
Karna cahaya mereka
Mengusir sepi dalam kesendirianku…

Malas begitu rajin menemaniku
Membuatku menanggalkan pena yang siap menjadi sahabatku
Kenapa aku begitu bodoh?
Pena yang selama ini setia mengungkapkan rasa yang singgah di hati
Tlah kucampakkan dan ku tak menganggapnya teman
Ketika ku mulai menarikan penaku
Ketika itu juga memoriku menemukan jalan buntu
Dan penaku….akh! penaku seolah menjadi musuh bagiku
Ia tak dapat kutarikan!
Memoriku terus saja berjuang
Mencoba bertanya pada sang hati
Apa yang terjadi dengan penaku?
Mengapa ku tak mampu mengirimkan signalku padanya?
Kasihan sang pena yang tlah siap menari terpaksa menunda tariannya hanya karna aku
Hati, bantulah aku!
Cepatlah kau menyamakan kisah kita
Agar kekompakan dapat kita jalin bersama
Dan pena dapat menari dengan bahagia…

karakter tiap org beda2
kekurangn n kelebihan jg beda2
tp nothing is perfect..
so,jgn pandang org dg sblh mata
cptaw yg km anggp perfect t'nyt gag bs bkn km bhgi
n yg km anggp dy gag perfect
akn bkn km slalu happy...

dlm krinduan yg tak b'ujung
qhadirkan sgala rasa yg kau butuhkan
meski kau hny mmandangq dg stengah ht
nmun qingn kau tau
bhw kau kan slalu dhti
dan mengisi hari2q dg pnantian penuh rindu
qdendangkn lagu rndu ni dg syahdu
tanpa qpinta dirimu
tuk mmbuka htmu tuk htiq..

Sisi gelap kehidupan hadir membayangi tiap jejak yang terpahat di bumi persada
Potret-potret masa lalu mulai berputar
Mengoyak-oyak memori yang lama terpendam
Ketika terhanyut dalam lumpur dosa
Mengagungkan dunia dan melupakan-Nya sejenak
Ya Rabbi...
Maaf yang dihaturkan takkan pernah cukup mengembalikan kesucian yang ternoda
Namun kuyakin pintu taubat-Mu kan tetap terbuka
Dengan segala keterbatasanku
Sujud kupersembahkan mewakili penyesalanku
Memohon ampunan-Mu Ya Illahi Rabbi..

Ketika cinta dipertanyakan
Mencoba mengais jawaban diantara hati yang dirundung kesepian
Dilema memilih keagungan duniawi
Atau keindahan surgawi
Resah…
Bingung…
Namun harus tetapkan hati
Untuk mencari cinta yang hakiki
Cinta Sang Illahi…

Petikan-petikan gitar
Mengalun bersama gendang,
Atau hanya sekedar tepuk tangan
Mengiringi pita-pita suara yang bergetar
Walau tak banyak yang mempedulikan
Mereka tetap menyuarakan emosi jiwa
Berharap syair-syair mereka tak berkumandang sia-sia
Meski penuh cercaan dari segala pandangan
Karya-karya mereka tetap menghiasi telinga para insan
Karna mereka adalah seniman jalanan
Yang ingin meraih mimpi demi masa depan...