RSS

Melerai Anak Berebut Mainan

Jika memiliki anak lebih dari satu, pastilah akan terjadi pertengkaran di antara kakak dan adik. Salah satunya yang mungkin terjadi hampir di semua keluarga adalah saat anak berebut mainan.

Seringkali kakak menjadi kasar pada adiknya agar mendapatkan mainan yang diinginkan. Padahal, tujuan kakak berbuat seperti itu hanya untuk mencari perhatian mama atau papa. Tapi, yang ada malah menyakiti adiknya yang pastinya masih lebih lemah.

Ketika pertengkaran karena mainan terjadi di rumah, cobalah untuk melihatnya dari sudut pandang si bungsu. Jika dapat bicara, si bungsu  mungkin akan berkata pada Anda, “Seharusnya Mama memperhatikan aku. Tapi, lihat sekarang, kakak sudah merebut mainanku!” .

Ketika Anda memperingatkan si sulung agar mau berbagi mainan dengan adiknya, bagi si bungsu itu tetaplah merupakan sebuah bentuk perhatian padanya, dan perhatian tersebut akan membuatnya merasa lebih baik.

Untuk mencegah pertengkaran antara kakak dan adik, Mama bisa mulai dengan memastikan bahwa semua anak memiliki mainannya masing-masing. Anak juga perlu mengetahui bahwa mereka memiliki ‘kekuasaan’ dan dapat menyebut ‘ini milikku’ untuk mainan yang memang miliknya.

Jelaskan pada semua anak, bahwa jika kakak memainkan salah satu mainan adiknya, itu berarti adik juga berhak untuk mengambil dan memainkan salah satu mainan kakak. Mereka juga harus diingatkan untuk menjaga dengan baik mainan yang dipinjam dari saudaranya.Mama juga perlu memberikan pengertian tentang nilai-nilai positif dari berbagi mainan.

Selain itu, Mama bisa memberikan tanggung jawab lebih pada anak yang lebih tua dengan mengatakan, “Kamu lebih besar dari adikmu. Mama ingin kamu membantu adikmu dengan mengajarkannya cara memainkan sebuah mainan.” Dengan begitu, si kakak akan lebih merasa dihargai dan tidak ada alasan baginya untuk merebut mainan adik hanya untuk mendapat perhatian Anda.

sumber : http://ht.ly/w1zSF

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berikan Anak Contoh, Bukan Hanya Teori

Anak suka mencontoh kebiasaan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya, termasuk perilaku makan.

Seorang peneliti dari Michigan State University’s College of Nursing, Mildred Horodynski, mengatakan bahwa, salah satu cara untuk mendorong anak makan lebih sehat adalah mengubah perilaku makan orangtuanya.

Jika Mama dan Papa terbiasa mengonsumsi makanan sehat, seperti sayuran dan buah-buahan, biasanya anak akan mengikuti. Orang tua menjadi contoh utama bagi anak dalam mengadopsi segala sesuatu yang mereka lihat dan dengar. Sama saja seperti gadis kecil yang suka menggunakan peralatan make up Mamanya karena sering melihat Mamanya berdandan.

Sebagai orang tua, menjadi contoh yang baik bagi anak bukanlah sekadar memberikan teori tentang apa yang baik dan menyuruh anak untuk melakukannya. Jika orang tua ingin anaknya terbiasa mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sejak dini, maka orang tua tidak hanya menghidangkannya, tapi juga ikut memakannya bersama-sama dengan anak.

Biasakan menunjukkan pada anak bahwa Anda juga mengonsumsi buah-buahan sebagai pengganti camilan. Selain makan sehat, Mama atau Papa juga perlu mengajak anak beraktivitas di luar rumah, misalnya bermain bola di halaman atau bersepeda sore, agar tubuh anak aktif bergerak serta segar dan bugar.

sumber : http://ht.ly/w1RAP

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penyebab Anak Takut Pisah dari Ibu

Pernahkah mengalami anak meronta-meronta, bahkan sampai memegangi kaki Mama erat-erat saat Mama sedang akan pergi? Jika ya, bisa jadi anak sedang mengalami Separation Anxiety Disorder atau keadaan saat anak kadang merasa takut orang tuanya akan meninggalkannya dan tidak pernah kembali.

Separation Anxiety Disorder (SAD) itu ada ciri-cirinya, lho, Ma. Bahkan, mungkin saja sebenarnya bukan anak yang takut, tapi justru Mama yang khawatir berpisah dengan anak. Jadi, siapa yang sebenarnya takut? Berikut ini beberapa faktor penyebabnya:

1. Faktor genetis. Misalnya, jika Anda termasuk tipe pencemas, anak juga akan ikut cemas.

2. Jenis kelamin. Biasanya, anak perempuan lebih banyak yang merasa cemas saat berpisah dengan orang tua ketimbang anak laki-laki.

3. Profil klinis. Lihat temperamen anak. Apakah si kecil mudah takut atau tidak? Bila ia mudah takut, ajaklah melakukan aktivitas yang bisa membuatnya lebih berani. Misalnya, bermain gym, petak umpet, dll.

4. Over protective secara berlebihan. Secara emosional, orang tua terlalu dekat dengan anak, sehingga si kecil tidak bisa lepas dari orang tua. Misalnya, Anda selalu membantunya menyelesaikan segala sesuatu. Akibatnya? Dia menjadi tidak mandiri.

sumber : http://ht.ly/w1RAP

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tentang rasa...

Tentang rasa...
Entah suka atau duka
Entah iri atau dengki
Entah benci atau rindu
Kita tetap akan melewatinya



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ayo pada Gabung...^_^