Pagi ini akhirnya aku mendengar suaranya kembali, setelah sekian lama ia terdiam dengan otaknya yang berkecamuk. Aku mengetahui pikirannya sedang berperang dengan logikanya karena dia baru memberitahuku. Kalau saja dia memberitahuku dari awal, mungkin aku bisa lebih sabar untuk membiarkannya sendiri.
Ini aneh. Pertanyaanku sepertinya membuatnya bingung. Hanya saja, aku ingin mengetahuinya. Menunggu jawabannya yang sedikit lama, aku berpikir dia akan kembali diam karena dia tak mampu menjawab pertanyaan konyolku. Namun aku salah. Dia menjawabnya. "Sepertinya iya." Ada sedikit keraguan karena dia masih membawa "sepertinya" dan itu belum memuaskanku. Aku takkan pernah memaksa dia untuk menjawab pertanyaanku. Tapi aku berkata padanya, "Nanti kalau sudah tidak ada keraguan, kasihtau aku."
0 komentar:
Posting Komentar